about wetland "Tungkaran, Martapura"
Lahan basah daerah Tungkaran, Martapura merupakan lahan basah yang sangat luas. Membentang disepanjang jalan lebih dari 1 Km. dikiri dan kanan jalan terlihat lahan berair yang ditumbuhi dengan aneka tumbuhan air. Sungguh pemandangan yang sangat menyejukkan mata. Waktu tempuh kesana jika kita mnggunakan motor / mobil ditempuh kira-kira 30 menit.
Kondisi Fisik
· Koordinat : 3° 23' 55.7" S dan 114
· Topografi : Datar.
· Tanah : tekstur tanah liat
· Tipe iklim : tropis
Tumbuhan air dan jenis tumbuhan rawa lainnya tumbuh subur disana. Sebut saja eceng gondok yang memenuhi hampir 50% dari badan lahan, tanaman dari suku palem seperti kelapa juga nampak bersanding dengan tanaman – tananman disana. Selain itu juga ada tanaman putri malu (Mimosa pudica), kangkung, purun tikus, aneka rerumputan bahkan lumut pun ada menempel pada batu kerikil disana.
Selain tumbuhan, hewan pun hidup makmur disini. Terlihat hewan-hewan seperti burung elang yang berkeliaran, hewan-hewan air tawar seperti ikan sepat dan gabus, dan aneka semut serta kupu-kupu pun ada.
Lahan basah disini memiliki banyak fungsi yang sangat vital bagi masyarakat setempat. Seperti kita ketahui fungsi secara umum lahan basah adalah seperti berikut :
a. Biodiversity
b. Amenity
c. Fuel wood
d. Materials
e. Recreational fishing
f. Recreational hunting
g. Habitat and mursery
h. Water supply
i. Flood control
Pada lahan basah di daerah martapura ini, sebagai perbandingan dengan fungsi lahan basah diatas. Sebagian besar lahan basah di temat ini sudah memenuhi fungsi-fungsi tersebut. Yang nampak jelas dari segi biodiversity, recreation fishing, habitat and mursery, dan water supply. Kawasan ini merupakan kawasan dengan ekosistem yang beragam yang ditinggali berbagai macam spesies tumbuhan dan hewan. Hal ini menunjukkan adanya keanekaragaman hayati makhluk hidup disana. Selain itu kawasan ini nampaknya merupakan tempat tinggal yang pas untuk ikan – ikan air tawar seperti ikan sepat, ikan betok, ikan gabus dan ikan-ikan lainnya. Sehingga disana banyak dimanfaatkan oleh para pemancing untuk memanfaatkan kawasan ini sebagai sarana rekreasi pemancingan. Dari pengamatan, tekhnik pemancingan ikan disana masih sederhana yaitu memakai alat pancing biasa. Untuk memancing ikan sepat dan betok mereka menggunakan pancing kecil, namun apabila memancing ikan gabus mereka menggunakan pancing yang lebih panjang dengan umpan berupa katak. Orang banjar mengatakan dengan tekhnik “mamair”. Sehingga dapat dikatakan tekhnik pemancingan disini tidak berbahaya bagi kelestarian lingkungan setempat.
Kemudian dari segi tempat, kawasan ini merupakan tempat (habitat) yang sangat cocok bagi tanaman dan hewan. Terbukti berbagai macam tanaman dan hewan hidup bersama disana.. Kawasan ini nampaknya juga termasuk sumber suplai air terutama untuk kegiatan-kegiatan masyarakat dalam hal pertanian yaitu untuk pengairan sawah-sawah disana.
Namun yang kurang mengenakan di hati, yaitu beberapa bagian dari daerah ini telah beralih fungsi terutama untuk persawahan tadi sehingga kualitas airnya kurang terjaga. Ditambah dengan dibeberapa tempat dijadikan penumpukan sampah dan limbah rumah tangga masyarakat setempat. Walaupun sampah dari limbah rumah tangga tersebut belum berdampak terlalu serius terhadap keberadaan hewan dan tumbuhan disana, namun bukan tidak mungkin jika kegiatan buruk ini terus di lakukan akan berdampak juga terhadap kelangsungan hidup organisme disana. Oleh karena itu, langkah antisipasi patut dilakukan karena ini menyangkut ekosistem setempat. Introspeksi diri sendiri akan kebersihan lingkungan dan keseimbangan ekosistem yang sangat penting merupakan hal yang perlu di pertimbangkan dan di jalankan.




0 komentar:
Posting Komentar